Senin, 10 Mei 2010

DISIPLIN MENEPATI JANJI

Sudahkah kita renungkan hari-hari yang kita lalui? betapa banyak manusia yang tidak menyadaribahwa hitungan nafas kita saja berada dalm hitungan waktu,yang kesemuaannya berada dalam catatan malaikat Allah swt yang bakal dipertanggung jawabkan.
"dan diletakkanlah kitab,dan lalu kamu akan melihat orang-orang yang bersalah ketakutan terhadap apa yang tertulis didalamnya,dan mereka berkata"duhai celakalah kami,kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak pula yang besar,melainkan ia mencatat semuanya;dan mereka dapati aapa yang telah mereka kerjakan ada tertulis.dan Rabb mu tidak menganiaya seorang pun jua" (al-Kahfi:49)
bayangkan tarikan nafas saja dihitung,amal-amal ditulis dan dilaporkan,hingga dipertanggung jawabkan!
untuk mendidik umat islam agar selalu disiplin dalam menjalankan waktu,maka pada umumnya ibadah dalam islam melatih kita untuk senantiasa disiplin.ibadah shalat umpamanya hendaklah dikerjakan dalam waktunya,tidak boleh didahulukan atau diundurkan sedikitoun,bahkan jika dilalaikan mengerjakannya diancam dengan neraka weil(qs al-Ma'un) demikian juga dengan ibadah ibadah yang lain,shaum,zakat,berhaji,semua nya ditur dalam lingkup waktu yang telah ditentukan.
demikian hebatnya islam mendidik umatnya untuk senantiasa berdisiplin.namun ironisnya,umat islam jika dalam ibadah shalat,zakat,puasa dan haji mereka mampu untuk berdisiplin,akan tetapi dalam kehidupan sehari-hari mereka mudah saja untuk melanggar janji tidak peduli dengan disiplin,kenapa bisa terjadi? karena pemahaman mereka pada ibadah masih parsial,ibadah hanya dipahami dalm sudut formalisasi syarat dan rukun dan belum dipahami secara fungsi.disiplin dalam shalayt mereka yakini sebagai ibadah,akan tetapi disiplin masuk kantor,disiplin waktu rapat dan menepati janji dengan kawan tidak mereka anggap sebagai ibadah.padahal surat al-Maidah ayat pertama mengingatkan,tepatilah semua janjimu;baik janji dengan Allah atau dengan manusia.tepatnya janji bagian dari iman,dan mungkir janji pertanda dari kemunafikan (H.R Bukhari Muslim dari Abu Hurairah).
Islam memandang bahwa antara janji dan keimanan saling berhubungan.janji bagian dari tanda keistiqamahan,ia juga merupakan tiang dari kepercayaan seseorang
hakikat janji adalah sebuah ikatan,baik kepada diri sendiri,kepada orang lain,dan kepada Khaliqnya.orang yang berjanji adalah orang yang mengikat diri dengan janjinya,serta terikat perjanjian dengan Khaliqnya
pada hakikatnya janji dengan siapapun adalah janji dengan Allah karena akan dipertanggung jawabkan di akhirat kelak.
orang yang ingkar janji adalah orang yang miskin dengan kebaikan,karena kebaikan yang selama ini ia miliki akan habis diperuntukan untuk orang lain.jika selama ini ia mengingkari janji sebanyak itulah kebaikannya akan dihutangkan kepada orang lain dan ia hanya bisa membayar hutang itu dengan menepati janji
dengan berdisiplin menepati janji berarti kita berusaha menjadi orang yang dipercaya dan disegani
semoga kita semua tidak termasuk orang yang ingkar janji........aamiin ya Rabb

Tidak ada komentar:

Posting Komentar