Senin, 10 Mei 2010

SABAR & SYUKUR MENGHADAPI MUSIBAH & BENCANA

Indonesia adalah Mayoritas Islam terbesar di Dunia. Di setiap musim terdapat musibah
atau ujiannya masing-masing. Di musim hujan, terdapat musibah banjir, di musim kemarau
terdapat kebakaran dan lain sebagainya. Akan tetapi yakinlah bahwa Allah swt memiliki
rencana yang luar biasa di balik ini semua. Ketika kita berbicara kata sabar, sering dikaitkan
dengan musibah, padahal sabar itu artinya sendiri adalah berpegang teguh, konsistensi diri
seseorang dengan agama Allah. kemudian syukur itu bukan sekedar berterima kasih, atau
bukan hanya sekedar mengadakan syukur nikmat (acara syukuran) yang identik dengan
makanan.
Kesabaran adalah tuntunan kekonsistenan kita terhadap menghadapi tuntunan nafsu.
Sedangkan rasa syukur itu harus ada yang berubah didalam diri kita, yaitu perubahan yang
menjadikan diri lebih baik. Allah swt menyuruh kepada kita untuk selalu melakukan yang
terbaik, dalam hal apapun kita harus melakukan yang terbaik yang dapat kita lakukan.
Kemudian harus ada yang bertambah, artinya ada ibadah yang bertambah, amal yang
bertambah setiap waktunya.
Jika kita mau berfikir, apakah musibah yang Allah berikan sebanyak nikmat yang Allah
berikan?Apakah bencana banjir, longsor, gempa bumi setiap hari terjadi?Tidak
bukan?Sedangkan bernafas, makan-minum apakah kita mendapatkannya setiap
hari?Jawabannya pasti “Ya!” lalu bagaimana kita tidak pandai bersyukur atas hal itu?
Sukur itu adalah menjalankan peran kita dengan melakukan yang terbaik atau
memberikan yang terbaik. Kita sebagai anak, maka jadilah seorang anak yang baik, yang
berbakti kepada orang tuanya, menjalankan tugas seorang anak dengan baik. Kita sebagai
seorang karyawan, maka jadilah seorang karyawan yang baik, dengan memberikan apa yang
terbaik untuk perusahaan kita, maka itulah yang dinamakan dengan syukur, atau
menjalankan syukur.
Bagaimana dengan sabar dalam menghadapi segala problematika
kehidupan?Sahabatku sekalian, sabar itu tidak memiliki batas, tidak ada kata batas di dalam
kesabaran, sejauh mana kesabaran itu, tergantung sejauh mana usaha kita dalam
meningkatkan kesabaran. Orang-orang yang sekarang sedang diuji, di ciwidey di daerahdaerah
yang terkena bencana longsor sedang diberikan kasih sayang oleh Allah swt. Allah swt
sedang memeluk mereka semua, yaitu bagi mereka yang mau bersabar dengan musibah ini.
Sabar dan syukur akan melekat didalam diri dengan cara mendekatkan diri dengan
datang ke majlis ta’lim, ta’zakur dan pembersihan diri. Kemudian dengan mengingat kematian
maka kita akan lebih berwaspada, kita akan melakukan pertobatan, pandai mensyukuri apa
yang ada dan yang terakhir adalah kita akan lebih rajin dalam beribadah. Maka dari itu kita
harus memulai untuk berubah, melakukan perubahan menjadi lebih baik. Wallahu’alam
bishawab. Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar